OnokAe.com — Minyak sawit mentah atau Crude Palm oil (CPO) beserta turunannya menjadi komoditas penyumbang ekspor terbesar di Kalimantan Barat (Kalbar).
Pada Sabtu 27 Agustus 2022, di Pontianak, Kepala Seksi Penerimaan dan Pengelolaan Data, Bidang Kepabeanan dan Cukai, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kalimantan Bagian Barat, Purba Sadhi Dharma, mengatakan dari 10 besar komoditas ekspor Kalbar, CPO dan turunan mendominasi sebagai penyumbang devisa terbesar dari kegiatan ekspor.
Angka sumbangan devisa dari ekspor CPO dan turunannya hingga Juli 2022 sebesar Rp6,8 triliun. Angka tersebut meningkat sebesar 46,5 persen dari tahun sebelumnya di periode yang sama.
Kontribusi besar lainnya adalah dari smelter grad alumina dan cheminac grad alumina dan bauksit yang masing-masing sebesar Rp6,74 triliun dan Rp5,34 triliun.
Terkait perkembangan industri sawit, Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Kalbar, Imik Eko Putro, mengatakan setelah ada pencabutan larangan ekspor pada 23 Mei 2022, secara bertahap angka ekspor CPO membaik. Meski belum bisa menyentuh angka 50 ribu ton seperti sebelum pelarangan, tetapi sudah bisa menembus angka sekitar 32 ribu ton.
“Akibat adanya pelarangan ekspor CPO, beberapa pembeli menjadi beralih ke minyak bunga matahari atau mencari eksportir dari negara lain seperti Malaysia. Setelah adanya pencabutan ekspor ini butuh waktu untuk mengembalikan keadaan menjadi lebih baik lagi,” kata dia.
Ia mengatakan saat ini pemerintah telah menghapuskan tarif pungutan ekspor semua produk CPO dan turunannya untuk lebih mendorong ekspor CPO sehingga diharapkan CPO yang ada di tangki terjual atau yang bisa ekspor.
Bikin artikel seru kamu yang menarik dan bermanfaat! Let’s join OnokAe Ada Aja dengan klik di sini.